WELCOME...*** Eva Harista BLOG

Bismillahirrohmanirrohiiiim….

Alhamdulillah, alladzi ‘allamana bil qalam, ‘allamal insana maa’lam ya’lam...
Puji syukur hamba semoga selalu tercurahkan pada Allah SWT, yang telah mengajari manusia dengan pena. Dia lah yang mengajari manusia apa yang tidak mereka ketahui...

Senin, 28 November 2011

INSPIRING KAJIAN SASTRA


Bismillahirrohmanirrohiiiim….
pagi yang bersahabat...
Alhamdulillah, alladzi ‘allamana bil qalam, ‘allamal insana maa’lam ya’lam. Puji syukur hamba semoga selalu tercurahkan pada Allah SWT, yang telah mengajari manusia dengan pena. Dia lah yang mengajari manusia apa yang tidak mereka ketahui. Allah, terima kasih atas anugerah cinta yang terselip di hati ini untuk_MU, walaupun tak sesempurna kecintaan Nabi Muhammad SAW kepada_MU, tapi setidaknya hamba masih bisa terus berusaha menata hati dan jiwa ini untuk terus belajar sehingga nanti bisa menemukan puncak cinta yang hakiki. Banyak cerita indah saat-saat kebersamaanku dengan-MU ya Allah yang aku rasakan dan tidak akan pernah ku lupakan sejak ku mulai mengenal dan memaknai kehadiran_MU hingga KAU hadirkan secercah cahaya yang menerangi qalbu ku, sungguh KAU begitu dekat terasa. Terima kasih karena Engkau masih memberikan kesempatan hingga detik ini kepada ku untuk lebih mengenal_MU dan mendekatkan diri yang hina ini kepada_MU. Allah, aku mencintaimu karena memang KAU lah pemilik hati ini. Jagalah hati ini agar selalu ada di jalan_MU ya Allah… Amien ya Robb..

 Shalawat dan salam semoga selalu terlimpah pada junjungan Nabi Muhammad SAW, sebagai qudwah umat. Walaupun belum semua cerita yang ku ketahui tentang perjalanan hidupmu, tapi sosok mu sungguh sempurna sebagai mahkluk Allah yang membuatku dan semua orang terkagum-kagum akan akhlak mu yang sungguh mulia hingga kami semua ingin menjadi seperti mu. Tapi semua itu terasa sulit bagi ku, masih banyak hal yang membuatku lengah akan memikirkan Allah karena terlalu sibuk dengan buaian kenikmatan duniawi.. Astaqfirullahaladziim.. Muhammad_ku kau salah satu orang yang aku rindukan yang ingin aku temui sesudah Allah.. semoga aku bisa belajar dan terus belajar menata diri ini untuk mengikuti jejakmu… jejak yang sangat mulia.. hingga nanti akan ku temukan cinta yang aku cari.. cinta yang sebenarnya.. cinta yang hakiki.. cinta yang akan membuatku bahagia dunia akhirat.. sebuah pengabdian cinta kepada sang pemilik hati.. sang pencinta.. Illahi Robbi… Aku mencintaimu Nabi-ku karena Allah.


Ya Allah, tak hentinya ku mengucapkan rasa syukur atas anungerah kehidupan yang telah Engkau hadiahkan untukku. Orang tua yang menyayangiku.. semua keluarga yang mencintaiku. Dan anugerah yang terbesar untuk ku saat ini adalah kehadiran suamiku tercinta, yang KAU pilihkan untuk menjadi pendamping hidupku. Dia lah orang yang KAU gerakkan hatinya untuk mencintaiku dengan ketulusan cintanya, jiwa dan raga. Ku yakin ini adalah jalan-MU yang telah mempertemukan ku dengannya, akulah sayap kirinya yang hilang, yang kini telah KAU satukan. Hingga kekuatan cinta kami bertambah kuat lagi dan insyaallah tidak akan pernah pudar dalam segala musim dan peristiwa. Aku mencintai mu abang karena Allah. Semoga Allah akan selalu menjaga dan mengikat serta menyatukan kedua hati kita dalam naungan cinta_NYA. Amien ya Robb..

Sehari bersama novel “Mengapung bersama Nil” seakan membawa ku benar benar berada di lembah sungai Nil Mesir, wahh seandainya memang begitu ya, berada di tepian sungai Nil, pasti terasa indah dan menyenangkan, apalagi jika bersama dengan suami ku berdua memadu kasih dan menikmati indahnya malam dengan segala keromantisan yang ada di tepian sungai Nil…ohh sungguh bahagianya…kami seakan seperti Fahri dan Aisha dalam ayat-ayat cinta, Azam dan Anna dalam ketika cinta bertasbih, dan tentunya seperti Naufal dan Salwa yang memadu cinta karena Nil… Hohoho tapi kami bukanlah mereka, tapi kami ingin seperti mereka, mengikuti jejak cinta mereka, cinta yang memang murni karena Allah semata… inilah cinta yang hakiki, cinta yang dilandasi bukan karena hawa nafsu belaka, tapi cinta yang ikhlas, cinta yang selalu ingin memberi, cinta yang tak pernah meminta balasan, cinta yang teramat besar yang membuat masing masing pasangan tidak rela apabila kekasih idamannya sedikitpun terluka, cinta yang menggerakkan diri untuk menjadi pasangan suami/isti yang setia dalam suka maupun duka, cinta yang begitu agung tidak sebatas di dunia tapi juga di akhirat kelak, itulah dinamakan cinta sejati, dua insan yang saling mencintai karena Allah… semoga begitulah cinta ku terhadap suamiku, begitupun cinta suamiku terhadapku… semoga… Amieeeennn Ya Roobbbbb……


 “Mengapung bersama Nil” sebuah novel yang awalnya terasa bosan ku baca, tapi lembar demi lembar setelah jauh ku baca seakan ku merasa ikut terapung dalam alur ceritanya. Yah, setidaknya sebuah karya orang lain tidak boleh diremehkan, karena belum tentu kita dapat membuat karya yang lebih baik dari orang tersebut.
Tapi di alur cerita novel ini, mengapa harus ku temukan karakter kekerasan, jahat, dan apakah memang ada di zaman sekarang orang yang kejam seperti tokoh Rommy Syalal dan rombongannya di Novel itu. Dalam novel baik itu islami ataupun tidak pasti sellau ku temukan kekerasan, huf padahal aku paling tidak suka dengan kekerasan. Tapi akupun harus mengerti bahwa memang untuk memunculkan karya yang membuat penasaran adalah memang harus terdapat konflik. Begitulah hidup di dunia pasti ada manusia yang baik dan adapula yang jahat dan kejam. Tapi memang pada akhirnya orang yang kejam tetap akan kalah.
Sedikitnya aku lega karena dalam novel ini, masih banyak karakter-karakter tokoh yang berhati emas bak malaikat. Mereka sangatlah baik, taat dan sholeh/sholehah. Seperti Kalam, yang bersedia menderita karena telah mengambil resiko menghidupi dan membesarkan anak yaitu Salwa yang ditemukannya terapung di sungai Nil.
Ya setidaknya, aku harus belajar banyak pada Salwa, belajar tentang memaknai kehidupan walaupun pahit sekalipun. Seorang perempuan taat dan sholeha. Berani dan sabar serta tabah mengahadapi berbagai cobaan dari Allah. Dan pada akhirnya karena kesabaran itu, kebahagiaanlah yang ia dapatkan bersama Naufal yang berhati emas, yang senantiasa selalu ada ketika Salwa dirundung masalah. Naufal seakan menjadi malaikat yang di utus Allah untuk memberi kekuatan kepada Salwa dalam mengarungi hidupnya yang penuh liku.
Begitulah singkat cerita Nil, dengan kekuatan cinta orang orang yang ada didalamnya. Tapi sangat ku sayangkan, ending dalam novel ini, sungguh ending yang singkat. Kebahagiaan yang dirasa sangat singkat. Seandainya kebahagiaan dalam ending novel ini dibuat dan diceritakan lebih panjang lagi, hingga Salwa dan Naufal menikah, dan hidup bahagia dengan kekayaan orang tua Salwa yang telah mereka temukan. Dan diceritakan juga akhir kebahagiaan orang tua angkat yang telah membesarkan Salwa dengan penuh cinta, maka cerita dalam novel ini tentu akan lebih indah… tapi mungkin penulisnya ingin membuat novel kedua dengan judul yang sama “Mengapung bersama Nil II” hehe..
Tetapi memang pada akhirnya, kebenaran akan tetap selalu benar, allah pasti tidak akan membiarkan cobaan-Nya melampaui batas ketidaksanggupan hamba_Nya. Dan untuk hamba_Nya yang sabar dan tidak putus asa Allah telah menyiapkan kejutan indah yaitu kebahagiaan yang tak terhingga pada akhirnya. Ya Allah maha adil dan maha segalanya…
 mau mengapung lagi dengan novel selanjutnya...ohh sastra.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar